Minggu, 04 Mei 2014

Hari Pendidikan Nasional

Assalamu'alaikum wr.wb , saya akan menceritakan sedkit tentang perjuangan Ki Hajar Dewantoro dalam hal pendidikan, semoga bermanfaat.
  
     Setiap tanggal 2 mei, kita peringati hari pendidikan nasional. sebagai bangsa Indonesia dalam kaitannya dengan hari pendidikan nasional ini, tentu ingatan kita tertuju pada peletakan dasar pendidikan yang pertama kali bangsa Indonesia , yaitu KI HAJAR DEWANTORO dengan taman siswa yang didirakannya.
  
     Pada saat itu penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah koloial Belanda hanya dibatasi oleh kelompok tertentu, itupun sesuai dengan kepentingan kolonial itu sendiri. penyelenggaraan diprioritaskan buaty anak keturunan Eropa, sementara anak bumiputera hanya sebagian kecil yang mendapatkan kesempatan belajar.
    
      pada tahun 1920 Ki Hajar Dewantoro mendirikan perguruan kebangsaan yang bernama Taman siswa. disamping untuk menimba ilmu pengetahuan, pendidikan dalam sekolah itu juga bertujuan untuk membentuk jiwa kebangsaan. diharapkan murid Taman siswa bukan hanya pandai, tetapi juga mampu mrnjadi calon pemimpin bangsa. untuk tujuan itu , untuk egiatan belajar mengajar ditanamkan cinta tanah air dan anti penjajah.

    
      pendidikan adalah perkara sangat penting yang harus mendapatkan perhatian khusus dri pemerintah, sebagaimana yang diamanatkan dalam UUD'45 . pemerintah berkewajiban menyelenggarakan pendidikan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

     seluruh bangsa Indonesia harus menyadari betapa pentingnya masalah pendidikan ini. secara bersama-sama marilah kita tingkatkan kesadaran dan pentingnya pendidikan.

Demikian cerita dari saya, mohon maaf bila ada salah dalam bahasa ataupun tulisan. karna tidak ada manusia yang sempura, kesempurnaan hanyalah milik Allah.SWT semata.
Terima kasih atas perhatiannya, wassalamu'alaikum wr.wb

harapan : semoga pendidikan kedepannya bisa semakin ditingkatkan dan semoga seluruh warga negara Indonesia menyadari betapa penting nya pendidikan.. AMINN

Selasa, 29 April 2014

HARI KARTINI


Hari Kartini & Sejarahnya (21 April)

Biografi Kartini

Kartini lahir dari keluarga kaya raya, merupakan putri dari bangsawan Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat yang  juga menjabat sebagai seorang bupati di Jepara pada masa itu. Ibu Kartini bernama M.A. Ngasirah yang bukan merupakan istri utama dari R.M Adipati Ario Sosroningrat. Ayah Kartini pada awalnya bekerja sebagai seorang wedana di Mayong yang (pada masa itu) masih harus menuruti undang – undang kolonial Belanda berupa adanya peraturan pernikahan antara bupati dengan bangsawan.
R.A. Kartini adalah anak kelima dari sebelas bersaudara kandung dan tiri, juga merupakan anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV menjabat sebagai bupati pada usia yang muda, yaitu 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono merupakan seorang yang pandai dalam sastra bahasa. Kartini kecil menuntut ilmu di ELS (Europese Lagere School), sebuah sekolah yang didirikan oleh kolonial Belanda pada masa itu. Ditempat inilah R.A Kartini mempelajari bahasa Belanda. Namun Kartini hanya bersekolah hingga usia 12 tahun, karena pada masa itu, seorang perempuan harus tinggal dirumah setelah menginjak usia yang memungkinkan untuk dipingit.
Karena kemampuan Kartini dalam berbahasa Belanda, Kartini melanjutkan pelajarannya dirumah dengan banyak membaca surat kabar De Locomotief yang beredar harian di Semarang pada masa itu. Selain surat kabar, Kartini juga gemar membaca majalah  kebudayaan, ilmu pengetahuan, majalah wanita yang diterbitkan dalam edisi Belanda. Dari kegemarannya membaca, Kartini mulai mencoba untuk menulis. Ide tulisannya seringkali dikirimkan ke media surat kabar untuk dimuat, salah satunya ke harian De Hollandsche Lelie. Kartini pun mulai memiliki sahabat pena. Ia seringkali menulis surat kepada sahabat surat-menyuratnya yang ada di Belanda, seperti Rosa Abendanon yang banyak memberi dukungan dan masukan kepadanya.
Beberapa buku yang memiliki isi yang cukup ‘berat’ yang dibaca oleh Kartini antara lain Max Havelaar, Surat-Surat Cinta karya Multatuli, De Stille Kraacht, Die Waffen, dll. Kartini juga gemar membaca buku – buku sosial, politik, roman, wanita, dan pengetahuan dari penulis – penulis terkenal pada masa itu seperti, Louis Coperus, Van Eeden, Augusta de Witt, Goekoop de-Jong, Van Beek, Berta Von Suttner, dll.
Dari kebiasaan membaca dan tukar pikiran dengan wanita – wanita barat, Kartini mulai tertarik dengan pola pikir wanita eropa pada saat itu. Membandingkan dengan wanita pribumi pada saat itu, strata wanita pribumi masih tergolong sangat rendah dan jauh dibandingkan dengan wanita eropa.
Hal inilah yang mendorong R.A Kartini untuk memajukan status wanita pribumi. Keinginannya tidak semata hanya memajukan strata atau derajat wanita pada masa itu, namun juga yang berhubungan dengan masalah sosial. Perhatiannya adalah memperjuangkan hak wanita agar memiliki kebebasan, otonom juga perlakuan hukum yang sama dalam masyarakat.
R.A Kartini menikah dengan K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, seorang bupati Rembang yang pernah menikah 3x, pada tanggal 12 November 1903 pada usia ke-24. Oleh karena cita – citanya, suaminya memberi kebebasan kepada Kartini untuk melaksanakan fokus dan tujuannya semula.
Setelah itu, Kartini mulai merealisasikan mimpinya untuk memajukan wanita dengan mendirikan sekolah wanita yang terletak di sebelah timur pintu gerbang kantor bupati Rembang (kini menjadi Gedung Pramuka).
R.A. Kartini melahirkan anak pertama dan terakhirnya, RM Soesalit Djojoadhiningrat pada tanggal 13 September 1904. Kartini meninggal beberapa hari kemudian pada tanggal 17 September 1904 pada usia yang sangat muda, yaitu 25 tahun dan dikebumikan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Perjuangan Kartini tidak berhenti sampai disana, karena Yayasan Sekolah Kartini mulai didirikan dibanyak tempat, seperti di Semarang pada tahun 1912, diikuti di Surabaya, Cirebon, Yogyakarta, Madiun, Malang dan wilayah lainnya yang tersebar di Nusantara. Adapun tokoh yang turut membantu pembangunan sekolah Kartini tersebut adalah seorang tokoh olitik etis Belanda yang bernama Van Deventer.
Hari Kartini

Hari Kartini & Sejarahnya (21 April)

Hari Kartini pertama kali diresmikan sebagai salah satu hari nasional oleh Presiden pertama RI, Soekarno Hatta berdasarkan Kepres RI no.108, tanggal 2 Mei 1964 serta menetapkan R.A Kartini sebagai salah satu pahlawan wanita di Indonesia. Hari Kartini ditetapkan pada tanggal 21 April sesuai dengan hari kelahiran Kartini.
Kebesaran nama Kartini dan cita-citanya diabadikan menjadi nama jalan yang bukan saja terdapat di Indonesia, tetapi juga di negara Belanda dengan nama R.A Kartinistraat, seperti di Ultretch, Venlo, Amsterdam Zuidoost, Bilmer (ditulis dengan lengkap jl. Raden Ajeng Kartini), Haarlem. Nama Kartini juga dijadikan sebagai nama jalan di Jakarta Pusat.

Beberapa Buku Karangan R.A Kartini

Habis Gelap Terbitlah Terang (1922)
Merupakan kumpulan surat R.A Kartini selama berkoresponden dengan sahabat penanya di Belanda. Diterbitkan kembali dalam format baru pada tahun 1938 yang diterjemahkan oleh Armijn Pane. Buku ini berisi 87 surat yang ditulis R.A Kartini yang disusun sedemikian rupa.
Beberapa buku berikut juga merupakan buah pemikiran R.A Kartini yang dikumpulkan dari surat – surat Kartini kepada teman koresponden nya di Belanda maupun ide pikirannya di surat kabar.

Minggu, 09 Februari 2014

BERSYUKUR

SUKSES
adalah meraih apa yang kita inginkan ;-)
BAHAGIA
adalah menerima dan menyukai apa yang tlah diraih ;-)
BERSYUKUR
adalah menyisihkan apa yang dipunya untuk membantu sesama ;-)

HARAPAN

Tuhan tolong kembalikan aku ke masa kecil :-(
dimana aku hanya mengenal permen dan balon :-(
TANPA ADA RASA CINTA ! :-(

Hidup itu pilihan

Hidup itu pilihan . . .
Apapun yang membuatmu SEDIH, TINGGALKAN !
Apapun yang membuamu TERSENYUM, PERTAHANKAN :-)

Minggu, 02 Februari 2014

Artikel Ektrakurikuler smkn 1 kedawung

Kualitas tamatan sekolah kejuruan dituntut untuk memenuhi standar kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai materi pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam hubungan sosial.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat pengenalan siswa pada hubungan sosial. Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran.
Berangkat dari pemikiran tersebut, di SMK Negeri 1 Kedawung - Kabupaten  Cirebon, menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Selain OSIS sebagai induk kegiatan ektrakurikuler di sekolah, kegiatan ektrakurikuler lainnya adalah: